Aku Butuh Itu


Aku tak tau kata apa yang harus terucap
Aku tak tau kata apa yang harus kutulis
Aku tak tau hal apa yang harus kulakukan
Titik terbawah selalu membuatku begini
Berharap ada angin segar yang menyapu kejenuhan ini
Pagi terlalu gelap
Dan malam selalu gelap
Aku butuh cahaya itu
Entah siapa yang membawanya
Atau bahkan aku sendiri yang lupa menaruhnya
Dimana ?
Dimana ?
Kau dimana ?
Aku butuh itu
Aku butuh cahayamu
Aku terlalu dingin saat ini
Aku butuh cahayamu
Ingin kurasakan hangatmu
Hingga nyaman itu kembali padaku



07.27/8/7/2013

Bidadari Temaram


Awan mendung pelan-pelan menutup cerahnya sang matahari
Dingin perlahan membelenggu setiap kehangatan yang ada dibumi
Namun tidak kehangatanmu sayangku
Teringat kala kupeluk kau dan kau dekapku lebih mesra lebih dekat

Aku takut bila aku berlebihan padamu
Tanpa tahu siapa aku untukmu
Yang kutahu hanya aku yang cinta padamu edelweisku

Tak peduli langit tak menemukan bintangnya
Tak peduli hujan deras menghujaniku
Yang aku pedulikan hanya kamu manisku
Bicara tentang kamu
Kau adalah bidadari yang tak satupun malaikat tahu akan keindahanmu
Hanya aku dan kamu
Hanya satu







05/02/2012

Bunga Di Ujung Pasir


Halauan cahaya perlahan kutembus dengan sopan
Bercakan aliran pembawa nyawa akan aku segani
Semua demi batu apung yang melayang-layang

Banyak tragedi di hamparan spektrum yang maya ini
Terkadang putih
Terkadang hitam
Semua menggantung karena minor yang tak kunjung mayor

Banyak bunga yang telah aku lihat
Dari mawar, melati, anggrek bahkan bunga yang tak kukenal
Semua begitu biasa karena coraknya sungguh biasa untuk dikenal

Namun di ujung pasir yang jatuh
Aku temukan sebuah bunga yang baru dan utuh
Sebuah bunga yang konon turun dari surga
Bunga yang layak dipuji
Bunga yang layak dicintai
Lalu aku beri nama ia edelweis Sang Bunga Abadi
Edelweis …

Kau begitu maya untuk kuraba
Namun kau begitu nyata untuk kurasa
Sungguh bunga yang istimewa
Meskipun aku tak bisa memilikinya …






04/02/2012

Mayor Minor Edelweis


Aku juga manusia
Takut untuk dikebiri
Takut untuk dihujani
Dihujani celotehan-celotehan nakal berbau sandi

Akupun juga manusia
Bisa hanyut karena air
Bisa hilang diri karena kelakuanku sendiri

Aku seperti acuh pada situasi
Dan aku bagai biang keladi
Dari setiap sisi yang terjadi

Aku bisa dihujat lalu hilang diri
Aku bisa ditikam dan lalu mati
Tapi aku mengerti mengapa aku harus begini
Untuk menyayangi  Sang Bunga Abadi






03/02/2012

Hilang


Segala opini kini memutari fakta
Sebelah mataku mempelajari sebuah ayunan suara elegi
Sebelah mataku menunggu datangnya religi
Sebelah mataku menuntunku ke kisah amatir yang menyipu diri

Tetes air dari sebelah mata memulai semuanya
Semua yang berakhir dengan air mata
Dan bila semua menghilang
Semua akan terkesan sia-sia

Kau bawa terang yang lama benderang
Debu-debu akan menyergap setiap halaman yang dating
Entah apa yang kau pikirkan
Sehingga logika tak lagi berjalan







01/02/2012

Sajak Pertengahan 4 Waktu


Sudah menjadi takdir bila air itu menyegarkan
Sudah menjadi takdir bila Bunaken itu mempesona
Namun tak semempesona kau edelweisku

Banyak orang yang mati di bom Bali
Banyak orang yang mati dibantai di Mesuji
Tapi aku ingin mati disampingmu sayangku

Lihat angsana diluar
Begitu rindang untuk berteduh
Tapi itu semua tidak akan berarti
Jika itu kulakukan tanpamu manisku

Sering aku melamun tentang aljabar
Tapi sekarang hanya kau edelweisku
Yang menjadi lamunan dari fajar hingga aku belajar
Bahwa sebenarnya kita terbatas
Meski terbatas namun cintaku tidak terbatas
Khususnya untuk kau edelweisku





28/01/2012

Sajak 4 Waktu


Sekian lama aku mengeksekusi
Berbagai materi yang awalnya tak ku ketahui
Sudah empat waktu semenjak  waktu itu
Apakah berlebihan bila aku cinta melulu

Ya sebagian orang pasti menganggapku jalang
Atau mungkin seperti kantong plastic hitam yang dibuang di jalanan
Namun apakah aku salah bila aku berjuang …

Mungkin aku kini tidak linear
Berganti-ganti seperti tranversal
Tanpa tahu mana langkah yang benar
Karena situasi memaksaku banal






26/01/2012